Boleh lho merayakan Hari Valentine, Tapi...
Valentine, biasa dirayakan oleh kaum muda baik adam ataupun hawa, dimana hari valentine biasa disebut hari kasih sayang. Hari ini dirayakan dengan memberikan bunga, kue, coklat atau sejenisnya ke pada pasangan sebagai tanda wujud kasih sayang. Yang menjadi pertanyaan para pemuda dan pemudi khususnya yang muslim, Bolehkah sih kita merayakan hari Valentine yang biasa dirayakan setiap 14 febuari tiap tahunnya. Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut saya akan menceritakan kisah awal mula hari valentine. ini kisahnya, pada zaman dahulu...wkwkwkwkwkw..
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908)[2], nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
- seorang pastor di Roma
- seorang uskup Interamna (modern Terni)
- seorang martir di provinsi Romawi Africa.
Cerita Versi 1
Salah satu kisah menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah, agar mereka tak 'melempem' di medan tempur. Namun,"Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu."
Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih. Yang ditutup dengan kata, 'Dari Valentine-mu'.
Cerita Versi 2
Valentine yang lain adalah seorang pemuka agama di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta -- yang kemudian jatuh cinta padanya. Valentine yang itu dieksekusi penggal pada 14 Februari
Cerita Versi 3
Yang ketiga adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari -- di tahun yang berbeda.
Cerita versi 4
Kisah Hari Valentine juga bisa ditelusuri dari era Romawi Kuno, terkait kepercayaan paganisme. Tiap tanggal 13-15 Februari, warga Romawi kuno merayakan Lupercalia. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing.
Kemudian, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.
"Upacara diyakini bisa membuat perempuan lebih subur," kata Noel Lenski, sejawaran dari University of Colorado, Boulder, seperti dimuat USA Today.
Puncak Lupercalia pada 15 Februari, di kaki Bukit Palatine, di samping gua -- yang diyakini menjadi tempat serigala betina menyusui Romulus and Remus -- pendiri kota Roma dalam mitologi Romawi.
Pada tahun 496, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.
Cerita Hari peringatan Valentine, 14 Februari dan Cinta
Lepas dari legenda, keterkaitan Santo Valentine dan cinta baru muncul lama kemudian. Dalam puisi Geoffrey Chaucer, penyair Inggris dan penulis buku terkenal, 'The Canterbury Tales'. Demikian menurut Andy Kelly, seorang ahli Bahasa Inggris dari University of California, Los Angeles, yang menulis buku 'Chaucer dan Cult of St Valentine'.
Chaucer, menulis sebuah puisi berjudul Parliament of Fowls (1382), untuk merayakan pertunangan Raja Richard II.
Dalam puisi itu, Hari Valentine dirayakan pada 3 Mei --bukan 14 Februari . "Itu adalah hari di mana semua burung memilih pasangannya dalam setahun," kata Kelly.
"Tak lama setelahnya, dalam satu generasi, orang-orang mengambil ide untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang."
Valentine yang menjadi referensi Chaucer mungkin adalah Santo Valentine dari Genoa yang meninggal pada 3 Mei. Tetapi orang-orang pada saat itu tidak begitu akrab dengan sosok itu. Lebih akrab dengan kisah Valentine dari Roma dan Teri yang dieksekusi pada 14 Februari -- yang lantas dikaitkan dengan cinta.
Cerita asal mula logo Cupid di setiap hari valentine
Pada Abad ke-5, Eros (inspirasi untuk kata 'erotis'), versi Yunani dari Cupid, digambarkan sebagai sosok pemuda tinggi, atletis, heroik, dan memiliki sayap. Demikian ujar Angeline Chiu, profesor dari University of Vermont kepada USA Today.
Lho, mengapa kini bentuknya mirip bayi?
Menurut Chiu, transformasi Cupid, dari pemuda gagah jadi bayi lucu berasal dari seni era Renaissance.
"Raphael dan para seniman lain melukis bayi kecil montok di mana-mana," kata Chiu. "Mereka tak bermaksud melukis Cupid. Mungkin untuk menggambarkan cinta secara umum," tambah dia.
Namun, imej Cupid sebagai bayi lucu bertahan hingga saat ini.
Setelah saya sadur dari berbagai sumber di Internet ternyata saya menemukan banyak sekali versi sejarah dari hari valentine ini, sejarahnya saja gak jelas dan membingungkan. Saya mengambil kesimpulan semua cerita hari valentine mengarah ke agama katolik, Sehigga sudah bisa pada jawab to..boleh kah kita memperingati hari valentine setiap tahunnya jawabnya adalah :
- Untuk kita Umat muslim jawannya TIDAK BOLEH, DILARANG karena sama saja kita memperingati harinya orang katolik. dasar Hukumnya ini :
Firman Allah dalam Surat Al-Isra’, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra’:36)
Kemudian dalam Surat Al-An’am, ”Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di Bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (Al-An’am:116)
Serta Hadits dari sabda Nabi Saw, ” Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Sangat jelas di muka, bahwa hari Valentine merupakan perayaan atau ritual non muslim. Jika kita ikut merayakannya, berarti kita telah meniru-niru mereka.
- Untuk Non Muslim, itu hak mereka mau merayakan di persilahkan karena itu sebagai wujud toleransi antar agama sehingga kita sebagai muslim harus menghormati kepercayaan yang mereka percayai. Dasar hukumnya adalah ini :
Al- Kafirun

Ini Adalah bukti Islam itu begitu indah, selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. Dan Islam itu rohmatan lilngalamin, memberi rahmat seluruh alam semesta tak pandang bulu..

