Dusun Kunden, mengelola sampah tanpa tempat sampah
Kunden, Itulah tempat tinggalku. Memiliki slogan "Mengelola Sampah Tanpa Tempat Sampah". Kata tersebut sangat sederhana tapi maknanya luar biasa. Berkat slogan tersebut Dusun kunden pernah di kunjungi Bapak bupati Sleman, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri. Rencana kedepan dusun Kunden ini akan dijadikan desa wisata , karena ditempat tersebut ada tempat pemancingan dan air terjun mini :-).
Bagaimana dusun Kunden yang tak memiliki tempat sampah bisa mengelola sampah sendiri. Jadi ceritanya begini mbak sis dan mas bro...!!! setiap rumah, pemilik rumah menyedian bagor/goni yang digunakan untuk menyimpan sampah rumah tangga. Semua sampah masuk jadi satu baik organik, non organik. Kemudian setiap minggu ada petugas dari warga Kunden sendiri akan mengambil sampah dan di masukkan ke Gubuk/rumah sampah dusun kunden. Nah sampah yang dari rumah tangga tersebut akan di pisahkan oleh petugas sampah dimana yang Organik akan di jadikan satu dan diolah menjadi kompos, yang non organik akan di pisah-pisah, botol aqua, kaca, plastik dan lain-lain. Sampah non organik yang memiliki nilai nekonomi akan di jual di pengepul dan ternyata hasilnya juga lumayan cukup untuk menggaji petugas sampah dan sebagian masuk kas Dusun Kunden.
Rata-rata perbulan Kunden bisa menghasilkan dana 1 Juta rupiah. Yang 400rb-600rb digunakan untuk menggaji petugas dan sisanya digunakan untuk kas desa. Ternyata sampah bisa menjadi berkah to..Ada satu lagi, berkat kunden bisa mengelola sampah sendiri bapak bupati Sleman memberikan bantuan berupa gerobak sampah yang di gunakan untuk mengangkut sampah dari rumah warga. Mangkanya perhatikan lingkungan kita, jika kita sayang dengan lingkungan kita maka lingkungan juga akan menyayangi kita.
Di Dusun kunden tersebut juga ada tempat kompos juga lho, jadi sampah organik akan di buang di tong dan dibiarkan membusuk akhirnya jadi kompos kan. Di Dusun kunden juga pernah ada pelatihan memanfaatkan barang bekas contohnya, botol plastik dijadikan hiasan bunga, kantong plastik dijadikan tas, baju dll, pokoknya mantabs bro...
Nah itu tadi yang bapak-bapak yang ngurusi sekarang berita uyang ibu-ibu, Ibu-ibu ini gak kalah juga lho daripada nganggur dirumah ibu-ibu dusun kunden pada membatik..wah hebat juaga yaaa. Batiknya batik jumputan, karena prosesnya mudah, murah dan bisa disambi ngobrol sama tetangga.. :-). Ternyata hasilnya juaga mantabssss..bapak & Ibu bupati sleman sempat memesan batik buatan ibu-ibu kunden, dan sering menerima pesanan dari luar. Bahkan dari salah satu operator memberi tawaran untuk memberikan bantuan secara cuma-cuma berupa website jual beli online, tapiiiiii..ibu-ibu gak berani karena jual beli online barang harus siap ada dan berani menerima pesanan dari partai besar dan dalam proses pengiriman juaga harus cepat. Yaaa...karena buakan sebagai mata pencarian pokok jadi nyantai..kayak di pantai..ha..ha..ha..
Berkat ibu-ibu aktif kumpul membuat batik jumputan ini, salah satu televisi lokal yaitu TVR pernah meliput kegiatan ini. Bisalah ditonton di website saya ini. itulah ceritaku untuk hari ini, besuk lagi saya sambung ya..salah hangat.. :-)

